Asia | Cerita Traveling

ASEAN TRIP: Nekad Menjelajah 5 Negara dalam 17 Hari, Modal 4 Juta!

By on August 31, 2013

THE BEGINNING

Cerita ini berawal pada tahun 2009 ketika salah satu teman baik saya (Irvan), ngajakin saya untuk traveling ala backpacker. Ya, saat itu istilah backpacker masih belum terlalu nge-hits seperti sekarang ini. Kami sama-sama mahasiswa tingkat akhir yang cukup dibuat muak dengan kehidupan sehari-hari karena harus berkutat dengan yang namanya skripsi, sangat butuh sesuatu untuk penyegaran otak. Akhirnya Irvan mengusulkan idenya untuk berkelana menyusuri tempat-tempat yang belum pernah kami kujungi dengan budget yang terbatas alias “backpacker“-an.

Waktu itu, kami, sesama mahasiswa duafa, tapi tetep pengen jalan-jalan, merencanakan untuk keliling Jawa-Bali-Lombok. Tapi saya berpikir, dengan budget yang sama tinggal ditambahin dikit, kenapa nggak sekalian keliling Asean aja? Toh sekarang berkat “kebaikan” salah satu maskapai penerbangan, semua orang bisa terbang kemanapun dia mau kan?

Anyway, saya waktu ngusulin ASEAN Trip ke Irvan, yang terpikirkan hanyalah mengunjungi 3 negara saja (Thailand, Malaysia dan Singapura). Tapi “gilanya” Irvan malah merencanakan backpacking ke 5 negara sekaligus! Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Singapura. Saya hanya bisa mengiyakan, walaupun agak ragu juga sih… Ragu apakah budget segitu cukup untuk semua kebutuhan pokok selama traveling. Tapi setelah survey + searching sana-sini, saya jadi yakin kalau budget segitu cukup pas banget. Jadilah rencana “gila” (menurut sebagian orang) ini semakin matang.

Akhir tahun 2009, salah satu low cost airlines yang cukup terkenal membuka rute penerbangan barunya dari Jakarta ke Ho Chi Minh City (Vietnam). Untuk memperkenalkan rute baru itu, maskapai tersebut bikin promo gila-gilaan. Pas banget dengan rencana saya untuk backpacker-an keliling ASEAN. Alhasil, terbelilah tiket pesawat Jakarta – Ho Chi Minh City atas nama saya, Irvan dan Nisun (teman baik saya juga) untuk tanggal 3 Februari 2010 dengan harga tak lebih dari Rp.360.000/orang. Horray… rencana keliling ASEAN sudah fix!

Saya santai-santai saja setelah tiket terbeli karena saya berpikir saat itu ada Irvan yang akan membimbing saya selama backpacker-an keliling ASEAN. Tapi ternyata eh ternyata, di saat-saat terakhir sebelum jadwal keberangkatan kami, Irvan mengundurkan diri dari rencana gila ini karena ia harus segera menyelesaikan skripsinya. Huwaaaawww, bisa dibayangkan kan betapa kalang kabutnya saya saat tau kalau Irvan tidak jadi berangkat. Saya tidak bisa mengandalkan Nisun karena dia sebelas-dua belas sama saya. Walaupun Nisun salah satu anak pecinta alam di kampus kami, tapi dia sama awamnya dengan saya soal urusan backpacker-an. Waduh, gimana doonngg…

Saya gamang, mau ikut nggak berangkat juga atau terpaksa harus fight berdua sama Nisun. Dan saya memilih yang kedua. Saya fight berdua sama Nisun untuk berkelana ke beberapa negara di Asean. Pertimbangan saya yang pertama adalah, sayang banget tiket promo yang sudah terbeli, yang kedua adalah belum tentu saya nanti bisa punya kesempatan (terutama waktu) untuk keliling ASEAN dan yang ketiga, rencana ini sudah dibuat sejak setahun yang lalu, masa iya saya mau ngebatalin gitu aja.

Di saat-saat terkahir sebelum jadwal keberangkatan, saya manfaatkan untuk browsing sana-sini mengumpulkan berbagai informasi tentang negara-negara yang akan saya kunjungi nanti. Dan yang paling penting adalah, saya harus cari host yang mau nampung saya selama saya traveling nanti untuk memangkas biaya penginapan. Untuk hal ini saya memanfaatkan www.couchsurfing.org, salah satu situs jejaring sosial yang didedikasikan untuk para backpacker supaya bisa mencari host saat traveling ke kota-kota tertentu.

3 Februari 2010, saya dan Nisun jadi NEKAD TRAVELER keliling 5 negara ASEAN.

VIETNAM

Petualangan kami bermula di Ho Chi Minh City-Vietnam. Dag dig dug duer saat pertama kali menginjakkan kaki di negara itu. Walaupun semua informasi sudah terkumpul, (misalnya tentang transport, penginapan murah (backpacker area), tempat wisata, dan lain-lain), tetap saja saya takut berada di tempat yang sangat asing bagi saya. Apalagi di negara ini saya nggak berhasil menemukan host yang mau menampung kami selama traveling ke Vietnam. Ya sudah, artinya kami harus cari penginapan.

Hal pertama yang harus saya lakukan ketika sampai di Ho Chi Minh City adalah menuju District 1 (backpacker area). Dari bandara ke District 1 seharusnya saya bisa ngirit pengeluaran dengan naik bus, tapi saya terpaksa harus naik taksi karena pesawat kami landing malam dan bus sudah tidak beroperasi pada jam tersebut. Walaupun begitu supir taksinya baik lho, kami nggak di muter-muterin atau disasar-sasarin, dia langsung menuju ke tujuan kami dan kamipun bisa memperoleh penginapan sesuai dibawah budget kami dengan keadaan diatas ekspektasi kami. Alhamdulillah…

Hari kedua di Ho Chi Minh City saya meniatkan diri untuk city tour dengan berjalan kaki dan naik bus. Tapi saya kena hasutan untuk naik cyclo dan ternyata saya kena tipu abis-abisan oleh cyclo itu. Cerita selengkapnya bisa dibaca disini. Melayanglah uang $70 ke tangan tukang cyclo gila itu! Bete? Jangan ditanya. Nangis bombay saya hari itu. Untung ada Nisun, partner traveling yang lebih kuat dari saya (walaupun ngomel-ngomel juga tapi nggak pake nangis) dan masih mampu menghibur saya yang shock parah di awal petualangan saya sebagai backpacker ini.

Lupakan kejadian ditipu sama tukang cyclo. Saya dan Nisun harus move on dan lebih hati-hati. Hikmahnya adalah, saya jadi dapat teman baik orang Vietnam yang mau membantu dan menemani kami selama traveling di Ho Chi Minh City. Cerita tentang hal ini bisa dibaca disini.

Saya di depan Cho Ben Thanh-Ho Chi Minh City, Vietnam
Saya di depan Cho Ben Thanh-Ho Chi Minh City, Vietnam

KAMBOJA

Saya niat banget pengen mengunjungi negara ini nggak lain dan nggak bukan hanya karena penasaran sama seperti apa sih Angkor Wat yang teramat sangat terkenal karena jadi lokasi shooting film Tomb Rider. Selebihnya, saya nggak terlalu antusias sama Kamboja, apalagi untuk mengunjungi museum Tuol Sleng Genocide atau Killing Field, ogah banget… Secara saya kan orangnya parnoan minta ampun. Daripada rugi harus keluar uang untuk bayar tuk-tuk dan tiket masuk yang akhirnya hanya membuat saya nggak tenang tidur berhari-hari, mending saya jalan-jalan aja keliling kota Phnom Phen. Oh iya, cerita tentang Kamboja bisa dibaca disini, disini dan disini.

Anyway, walaupun Kamboja “gitu-gitu” aja, ada yang bisa saya petik saat traveling ke negara ini. Yang pertama adalah saya dapat host yang baik banget lewat couchsurfing.org, namanya Mariam, cerita tentangnya bisa dibaca disini. Selain itu, di flat Mariam saya ketemu backpacker lainnya (cerita tentang mereka bisa dibaca disini). Dari mereka saya bisa bertukar pikiran tentang dunia per-backpacker-an dan tentunya berbagi informasi terutama tentang traveling ke kota atau negara yang akan saya kunjungi.

Anak Kamboja di Angkor Wat
Anak Kamboja di Angkor Wat

THAILAND

Thailand, sebenarnya saya sangat ingin ke Phuket dan Phi-Phi Island. Tapi apa mau dikata, budget saya nggak cukup kalau saya maksain diri untuk kesana. Jadilah saya hanya ke Bangkok saat backpacking ke Thailand. Di Bangkok saya menginap di flat host yang saya dapatkan melalui situs couchsurfing. Namanya Nick, orang Rusia. Cerita tentang Nick bisa dibaca disini.

Selama di Bangkok saya hanya city tour. Mengunjungi beberapa tempat wisata di area old town. Tapi saya hanya mengunjungi tempat wisata yang gratis saja dan yang tiket masuknya murah. Soalnya nggak lain dan nggak bukan, dana yang sebenarnya sudah saya siapkan untuk tiket masuk tempat wisata sudah “dipalak” sama tukang cyclo di Vietnam!

Anak Thailand
Anak Thailand

MALAYSIA

Di negara keempat dalam rangkaian ASEAN Trip saya ini, sebenarnya saya sudah mulai merasa kelelahan dan dana yang tersedia sudah mulai menipis. Jadilah saya nggak terlalu ngoyo untuk jalan-jalan. Saya hanya city tour, mengunjungi beberapa tempat wisata yang, ehm pastinya gratis. Untungnya waktu itu untuk naik ke sky bridge menara kembar Petronas masih gratis lho! Saya dan Nisun berhasil naik ke sky bridge karena Nisun yang kekeuh sumekeuh tetap ngantri walaupun tiket sudah habis karena kami kesiangan datang kesana. Tapi tiba-tiba ada sepasang bule yang sudah habis sabar mengantri, jadi mereka memberikan tiketnya pada saya dan Nisun. Jadilah kami bisa naik ke sky bridge. Yeay…

Di Malaysia saya lebih ke arah menikmati perjalanan saya, memperhatikan keadaan sekitar dan penduduk lokalnya. Dan yang tak kalah menariknya adalah karena saya menginap di flat Restu, salah satu mahasiswa Indonesia yang sedang menyelesaikan studi S1-nya disana, saya banyak bercengkrama dengannya dan juga teman-temannya sesama orang Indonesia. Berasa sudah di kampung sendiri gitu deh…

Saya di depan menara kembar Petronas
Saya di depan menara kembar Petronas

SINGAPURA

Singapura, negara terakhir dari rangkaian Asean Trip saya. Jujur saat itu kocek saya sudah tiris-tirisnya. Tapi alhamdulillah, saya bisa dapat host yang nggak lain dan nggak bukan adalah kakak kelas saya semasa SMA dulu. Namanya mbak Wulan. Mbak Wulan ini baik banget dan bisa baca isi kantong saya (hehehe…). Mbak Wulan nggak hanya ngasih tumpangan gratis selama saya di Singapura, tapi juga nyediain makanan dan ngasih saya uang recehnya untuk saya naik MRT/bus selama di Singapura. Baik banget kaann…

Sama seperti di Malaysia (Kuala Lumpur), saat di Singapura saya hanya city tour. Mengunjungi tempat-tempat wisata yang gratis dan jalan kaki menikmati suasana kotanya. Apalagi dari negara-negara sebelumnya yang saya kunjungi, Singapura merupakan negara yang paling maju, jadi enak aja walaupun cuma jalan-jalan kesana-kemari jalan kaki. Catet ya, JALAN KAKI! Hehehe… dasar backpacker kere!

Saya di seberang Merlion
Saya di seberang Merlion

4 JUTA, 17 HARI, 5 NEGARA + NEKAD

Pasti pada bertanya-tanya saya habis berapa untuk perjalanan saya selama 17 hari keliling 5 negara.

4 juta, ya kan?

Ah nggak seru ahh… Udah pada tau gara-gara saya tulis di judul dan sub judul artikel ini…

Ya, benar, saya hanya menghabiskan empat juta rupiah, Empat Juta Rupiah, EMPAT JUTA RUPIAH (hahaha… sengaja diulang-ulang biar tekesan dramatis gitu) untuk perjalanan ke 5 negara dalam 17 hari. Empat juta rupiah itu sudah termasuk tiket pesawat Jakarta-Ho Chi Minh City dan Singapura-Jakarta, transport antar negara, antar kota dan transport dalam kota, makan, penginapan (yang butuh menginap di hostel karena nggak dapet host), tiket tour atau tiket masuk tempat wisata, dan tentunya $70 untuk si cyclo menyebalkan di Vietnam itu.

Memang sih, saya belum senekad Gofar (@pergijauh) dan Nila Tanzil (@nilatanzil) yang benar-benar jadi #NEKADTRAVELER dengan hanya modal kuota internet 180GB dengan uang nol rupiah (untuk informasi lebih jelas tentang perjalanan mereka bisa bisa di cek di link ini telkomsel.com/nekadtraveler dan video tentang mereka di link ini tsel.me/TVCNekadTraveler). Tapi bagi saya, empat juta untuk traveling ke 5 negara dalam 17 hari nggak akan terwujud tanpa adanya unsur nekad dalam diri saya. Mengingat saat itu saya masih awam dalam dunia per-backpacker-an, tapi berani nekad “menceburkan diri” ke dalamnya.

Sebelum menjalani backpacking pertama saya itu, saya sempat merasakan yang namanya was-was dan takut. Tapi yang terpenting adalah bagaimana cara kita untuk mengatasi rasa takut yang ada pada diri sendiri dengan sedikit saja rasa nekad. Yakinlah, pengalaman yang kita dapat dari ke-nekad-an kita akan sangat berharga nantinya dan bisa jadi cerita yang nggak akan ada matinya.

Salam NEKAD TRAVELER.

telkomsel.com/nekadtraveler

tsel.me/TVCNekadTraveler

Continue Reading

Asia | Seri Newly Backpacker

Seri Newly Backpacker (9)

By on January 16, 2012

Klik disini untuk membaca bagian sebelumnya

Mulailah Bergerak!!

 Rencana perjalanan udah dibuat. Terus ngapain lagi? Jangan diam saja, mulailah bergerak! Wujudkan rencanamu jadi kenyataan dimulai dari step yang paling awal.

Bikin paspor

Paspor merupakan tanda pengenal kita jika kita sedang di luar negeri. Jadi paspor itu sama dengan KTP saat sedang di luar negeri. So, buat yang masiih belum punya paspor, jika ingin traveling ke luar negeri wajib untuk bikin paspor.

Bikinnya mudah saja, kita tinggal datang ke kantor imigrasi terdekat, beli formulir pembuatan paspor, diisi dan dilengkapi semua persyaratannya. Biasanya, kalau pakai jalur umum, tiga hari kemudian kita harus datang lagi ke kantor imigrasi tersebut untuk wawancara, foto dan cek sidik jari. Dan paspor kita akan jadi satu minggu setelah kita memasukkan formulir.

And, tadaa…paspor warna hijau dengan lambang garuda di sampul depannya sudah bisa kamu gunakan untuk pergi ke seluruh penjuru dunia. 

Booking dan beli tiket pesawat

Booking dan beli tiket pesawat sangat urgent untuk dilakukan, apalagi kalau pas ada tiket murah. Waduh, harus buru-buru dibeli tuh! Tiket yang murah bisa didapat di penerbangan budget airline. Tapi biasanya budget airline tidak menyediakan bagasi gratis untuk penumpangnya. Jadi kalau misalnya kita akan menggunakan bagasi untuk barang bawaan kita, ada tambahan biayanya.

Sebelum membeli tiket pesawat pastikan kamu memang akan berangkat pada tanggal itu karena tiket murah biasanya tiket promo yang non-refundable saat kita membatalkan penerbangan kita. Saya yakin pasti kalian ogah rugi kan? Makanya, benar-benar pastikan jadwal keberangkatan kalian.

Tapi kalau kamu akan pergi ke negara yang mengharuskan kita untuk apply visa terlebih dahulu (seperti negara-negara Uni Eropa, UK, US, Aussie, Jepang, dll), jangan dulu beli tiket pesawat sebelum kita mendapatkan visa negara tersebut. Karena takutnya uang kita sudah habis untuk beli tiket, eh visanya nggak keluar, kan nyesek banget tuh! Untuk keperluan apply visa, biasanya bukti booking saja sudah cukup.

Continue Reading

Asia | Seri Newly Backpacker

Seri Newly Backpacker (8)

By on December 7, 2011
Budgeting Money

Klik disini untuk membaca bagian sebelumnya

  • Budgeting

Budgeting merupakan masalah vital yang harus dipersiapkan saat kita akan traveling. Karena ini menyangkut hajat hidup (halah, bahasanya… hehe… :P) kita saat traveling. Jangan sampai kita kekurangan uang saat traveling dan jangan sampai juga kita menghabiskan uang lebih dari budget yang telah ditetapkan.

Untuk menentukan budget saat traveling antara satu orang dengan yang lain mungkin bisa berbeda, tergantung kebutuhan masing-masing. Tapi yang paling penting untuk dipertimbangkan saat membuat budget traveling adalah kebutuhan pokok yang kita perlukan selama traveling seperti transportasi, penginapan, makan, visa dan juga tiket masuk tempat wisata.

Ini saya beri contoh bagaimana menyusun budgeting untuk traveling ala backpacker.

Uraian

Jumlah (Rp.)

Administrasi

Visa Kamboja

200.000

Tiket masuk tempat wisata

325.000

Sub total

525.000

Transportasi

Tiket Pesawat Jakarta – Ho Chi Minh City

460.000

Tiket Pesawat Singapore – Jakarta

400.000

Boarding Pass di Bandara Jakarta

150.000

Ho Chi Minh City – Phnom Penh by Bus

120.000

Phnom Pehn – Siem Reap by Bus

50.000

Siam Reap – Bangkok by Bus

120.000

Bangkok – Kuala Lumpur by Bus

400.000

Kuala Lumpur – Singapura by Bus

125.000

Transport Lokal

185.000

Sub total

2.010.000

Akomodasi

Sewa hostel 2 malam di Ho Chi Minh City

150.000

Sewa hostel 2 malam di Phnom Pehn

100.000

Sewa hostel 1 malam di Siam Reap

50.000

Sewa hostel 2 malam di Bangkok

100.000

Sewa hostel 2 malam di Kuala Lumpur

120.000

Sewa hostel 2 malam di Singapura

180.000

Sub total

700.000

Konsumsi

Konsumsi selama 17 hari (17 x @ Rp.45.000)

765.000

Sub total

765.000

Grand Total

4.000.000

Untuk masalah budgeting ini kita harus disiplin pada diri sendiri. Jangan mengeluarkan uang di luar dan di atas budget yang telah ditetapkan. Apalagi kalau misalnya kita tidak memiliki kartu kredit dan uang yang kita bawa hanya sejumlah budget kita. So, jauh-jauh deh ya sama yang namanya belanja-belanji dan berusahalah untuk nggak “laper mata”. Hehehe… 😛

Tips#12. Disiplinlah saat menggunakan uang saat traveling. Perhitungan dikit juga sah-sah aja kok. Asal jangan sampai kita kekurangan uang saat sedang di luar negeri.

Tips#13. Saat traveling, utamakan mengunakan uang hanya untuk kebutuhan pokok.

Klik disini untuk membaca bagian selanjutnya

Continue Reading

Asia | Seri Newly Backpacker

Seri Newly Backpacker (7)

By on November 17, 2011

Klik disini untuk membaca bagian sebelumnya

  • Scheduling

Nah, setelah semua informasi sudah terkumpul. Saatnya kamu bikin schedule perjalanan kamu. Karena kita independent traveler, so kita jadi travel agent untuk diri sendiri. Keuntungannya adalah kita bisa atur jadwal semau kita dan kita bisa keliling negara atau kota tujuan sepuas yang kita mau serta tidak tergantung pada jadwal yang telah ditetapkan. Kita bisa atur jadwal kita sefleksibel mungkin.

Pengalaman saya waktu Asean Trip kemarin, saya tidak terpaku dengan jadwal yang saya buat dalam schedule saya. Tapi schedule penting untuk dibuat karena kita terkait dengan budgeting dan agar kita memiliki guide line untuk perjalanan independent kita.

Ini schedule yang saya buat waktu sebelum berangkat Asean Trip.

  • Jadwal keberangkatan: 3 Februari 2010
  • Jadwal kepulangan: 19 Februari 2010
  • Jadwal di Vietnam: 3 – 5 Februari 2010
  • Jadwal di Kamboja: 6 – 10 Februari 2010
  • Jadwal di Thailand: 11 – 13 Februari 2010
  • Jadwal di Malaysia: 14 – 16 Februari 2010
  • Jadwal di Singapura: 17 – 18 Februari 2010

Schedule ini saya buat sebagai dasar untuk mengetahui budget yang akan saya buat selama perjalanan saya akan keliling Asean.

 

Tips#11. Sebelum berangkat traveling jangan lupa untuk membuat schedule perjalanan, tapi yang fleksibel.

Klik disini untuk membaca bagian selanjutnya

Continue Reading

Asia | Seri Newly Backpacker

Seri Newly Backpacker (6)

By on October 20, 2011

Klik disini untuk membaca bagian sebelumnya

  • Cari info tempat wisata

Ada yang bilang “Jangan bilang pernah ke …. Kalau belum mengunjungi ….”. Bentuk kongkret dari seruan ini misalnya begini

“Jangan pernah bilang sudah ke Perancis kalau masih belum mengunjungi Menara Eiffel”, atau

“Jangan pernah bilang sudah ke China kalau masih belum ke Great Wall” atau

“Jangan pernah bilang sudah ke Kamboja kalau masih belum ke Angkor Wat”.

Kalau saya pikir ada benarnya juga seruan ini karena setidaknya kita akan mengunjungi tempat yang dianggap menjadi icon suatu kota atau negara.

 

Informasi mengenai tempat wisata yang ada di negara dan kota tertentu bisa kita dapatkan (lagi-lagi) dari internet. Cari saja di search engine dengan keyword tertentu yang berhubungan dengan tempat wisata. Misalnya saja “tourism destination in…”. kita juga bisa mengunjungi official situs dari departemen pariwisata negara tertentu. Biasanya mereka memiliki file yang bisa kita download secara gratis yang berisi informasi lengkap mengenai tempat wisata yang ada di negaranya.

 

Cara lain yang bisa dilakukan untuk memperoleh informasi tentang tempat wisata di negara atau kota tertentu yaitu dengan tanya-tanya ke travel agent. Biasanya travel agent kan punya paket-paket tur lengkap dengan tempat wisata apa saja yang akan dikunjungi. Nah, contek aja paket yang mereka tawarkan untuk paket pribadi kita. Hehehe… 😛

 

Angkor Wat

Ini list beberapa tempat yang bisa dikunjungi di Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Singapura.

Ø  Ho Chi Minh City-Vietnam, kamu bisa mengunjungi tempat-tempat wisata ini: Cao Dai Temple, Chu Chi Tunnel, Saigon River, City Hall, Opera House, Cathedral, Independent Monument, War Museum, Cho Ben Thanh, Dalat, susur sungai Mekong.

Ø  Phnom Penh-Kamboja: Killing Field, National Museum, Royal Pallace, Independent Monument, Toul Sleng Museum, Wat Phnom, Mekong River, Russian Market.

Ø  Siem Reap Kamboja: Angkor Wat (pastinya…)

Ø  Bangkok-Thailand: Golden Mountain, Loha Prasat, the Giant Swing, Wat Pho, The Grand Palace, Wat Phra Kaeo, Wat Arun, Bangkok National Museum, Khao San Road, National Assembly (Anantasamakom Thone Hall), Vimanmek Palace of King Rama V.

Ø  Kuala Lumpur-Malaysia: Petronas Twin Tower, KL Tower, National Mosque Malaysia, Muzium Polis Diraja Malaysia, Planetarium Negara, Muzium Negara, Muzium Kesenian Islam, Memorial Tun Abdul Razak, Genting Highland, Petaling Street, Little India.

Ø  Singapura: Esplanade, Merlion Park, Singapore National Museum, War Memorial Park, City Hall, Supreme Court, Victoria Theatre and Concert Hall, Asian Civilisations Museum, Raffles Landing Site, The Art House, Clarke Quay, Sentosa Island, Bugis Street, Masjid Sultan, Little India, Orchard Road.

 

Tips#10. Yang patut diperhatikan saat kita mencari informasi tempat wisata adalah nama tempat wisata (pastinya), alamatnya, bagaimana cara menuju kesana dan berapa entering fee-nya.

Klik disini untuk membaca bagian selanjutnya

Continue Reading

Asia | Seri Newly Backpacker

Seri Newly Backpacker (5)

By on October 12, 2011

Klik disini untuk membaca bagian sebelumnya

  • Cari info transport lokal

Untuk informasi transport lokal di negara yang akan kita kunjungi sebenarnya bisa cari di internet dengan membaca pengalaman orang lain yang sudah pernah berkunjung ke negara tersebut atau bisa juga dengan baca di wikitravel. Di wikitravel ini informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan suatu kota cukup lengkap, termasuk juga tentang public transportation-nya.

 

Tuk-Tuk (Angkutan Umum di Kamboja)

Ø  Di Ho Chi Minh City-Vietnam transport lokal yang ada adalah bus dan cyclo (becak). Harga sekali naik bus adalah 3000VND (sama dengan Rp.1500).

Ø  Di Kamboja, baik di Phnom Penh dan Siem Reap, transport lokalnya hanyalah tuk-tuk dan ojeg. Tidak ada bus disana. Taksi pun hanya ada di bandara saja. Kita harus pintar-pintar menawar harga tuk-tuk dan ojeg.

Ø  Di Bangkok-Thailand transport lokalnya lebih beragam. Ada bus, BTS, tuk-tuk, taksi dan juga perahu. Harga naik bus, BTS, tuk-tuk dan taksi tergantung dari jauh-dekat tujuan kita. Tapi khusus untuk perahu, jauh dekat tujuan kita harganya sama saja, hanya 8 bath per orangnya. Nah, kalau untuk bus, di Bangkok ada beberapa macam bus, ada yang ber-ac, ada yang hanya menggunakan kipas angin dan ada yang tidak ada ac ataupun kipas anginnya. Harga naik bus pastinya berbeda sesuai dengan fasilitas yang diberikan oleh bus itu. Makanya, kalau mau pengiritan uang transport di Bangkok, carilah bus yang paling jelek biar bayarnya jauh lebih murah. Hehehe… 😛

Ø  Di Kuala Lumpur-Malaysia, sarana transportasi lokal yang ada adalah MRT, bus dan taksi. Semua sarana transportasi itu tarifnya tergantung dari jarak tempuh kita. Semakin jauh ya berarti semakin mahal. Kalau saya sih, waktu disana paling suka naik MRT karena cepat, bebas macet dan harganya relatif murah.

Ø  Di Singapura, transportasi lokalnya benar-benar teratur dengan baik. Disana hanya ada MRT dan bus. Untuk tarif MRT dan bus di Singapura tidak tergantung dari jauh dekat jarak tempuh kita. Jadi sama aja bayarnya. Kecuali kalau kita ganti line MRT, misalnya kita naik MRT dari stasiun north-south dan akan turun di stasiun east-west, biasanya ada tambahan tarif 10 sen di setiap stasiun east-west yang dilewati.

 

Yang perlu kita waspadai adalah local transport terkadang ada yang “jahat”. Saya dikelabui tukang cyclo (becak) di Ho Chi Minh City, sedih sekali saat harus kehilangan $70 di hari kedua rangkaian Asean Trip saya… Hiks… T_T Saat naik MRT di Singapura dilarang keras makan, minum dan merokok karena pasti ketahuan soalnya mereka pasang cctv dan dendanya juga lumayan menguras isi kantong. Oleh sebab itu, penting banget cari info apa saja transportasi lokal yang ada di negara tujuan kita plus tips-tipsnya supaya kita tidak mengalami hal yang tidak diinginkan.

 

Tips#9. Jangan hanya mencari info tentang jenis-jenis berapa harga transport lokal saja. Tapi cari juga informasi mengenai hal-hal apa saja yang harus diwaspadai saat kita berkendara menggunakan transport lokal di suatu negara.

Klik disini untuk membaca bagian selanjutnya

Continue Reading