Thoughts

Merencanakan Perjalanan (yang Benar)

By on December 5, 2015

Hai hai hai Travelers,

Sebenarnya saya sudah agak lama ingin menuliskan hal ini. Tapi karena beberapa waktu yang lalu sempat vacum nulis jadi baru terealisasi sekarang. Sekarang beneran ditulis karena baru kemarin saya mengalami hal yang sama (lagi). Jadi, saya kan punya usaha trip organizer, sebagian besar calon tamu kami yang akhirnya cancel / ga jadi liburan ke Bali, setelah saya telusuri ternyata mereka salam dalam merencanakan perjalanan. Umumnya dari mereka sudah heboh nyari-nyari info tentang hotel lah, tour lah, aktifitas wisata yang bisa dilakukan lah ataupun rental mobil lah. Yang mereka lupakan adalah mengecek soal tiket pesawat. Padahal hal ini tuh yang paling urgent di atas segala hal saat merencanakan perjalanan. Menurut saya malah hal pertama yang perlu kita lakukan kalau mau traveling.

Merencanakan Perjalanan (image from: www.shoptendency.com)
Merencanakan Perjalanan (image from: www.shoptendency.com)

So, berikut urutan merencanakan perjalanan yang benar ala saya:

Booking Tiket Pesawat.
Nah, Setelah kita tau tujuan kita akan kemana untuk sesi traveling berikutnya, maka yang perlu kita lakukan adalah ngecek tiket pesawat untuk penerbangan dari kota tempat kita tinggal atau kota terdekat kalau misalnya di kota kita nggak ada bandara ke kota tujuan traveling kita. Nah, kalau udah dapat tiketnya dan kita rasa harga tiket pesawat itu murah, langsung issued (bayarin) aja karena takutnya kalau di-“tar sok tar sok”-in harganya akan naik. Sedikit tips untuk para travelers, kalau mau traveling usahaan hindari sekali yang namanya peak season / high season. Peak / high season ini adalah periode natal-tahun baru dan periode lebaran. Umumnya berkisar antara tanggal 20 Desember – 10 Januari dan H-7 hingga H+7 lebaran. Apalagi untuk kota-kota tujuan wisata seperti Bali, Yogya atau Belitung akan dipastikan pada tanggal-tanggal tersebut akan mahal luar biasa. Selain itu, hindari berangkat ke kota tujuan wisata itu pada saat weekend (hari jumat) dan pulang saat weekend akan berakhir (hari minggu). Kenapa? ya sama aja, lebih mahal dari harga tiket pada umumnya.
Kalau tiket pesawat sudah kebeli, 70% rencana perjalanan sudah pasti akan jadi berangkat. By the way, kenapa saya taruh tiket pesawat di point yang pertama dan harus yang pertama kali kita lakukan kalau mau merencanakan perjalanan? Karena jumlah maskapai itu nggak banyak dan untuk harganya kita nggak bisa nawar. Beda banget sama hotel atau tour / rental mobil.

Continue Reading

Thoughts

Terbang “Gratis” dengan Garuda Indonesia, Mau???

By on November 30, 2015

Hallow travelers,

How are you?
Jangan bilang kalau ada yang lagi suntuk dan pengen jalan-jalan tapi budgetnya minim banget!
Emang sih, traveling itu termasuk salah satu hobi yang nggak murah. Tapi kalau kita bisa nekan budget di sana-sini hingga membuat biaya perjalanan kita berkurang drastis, ya kenapa nggak? Ya kan?

Nah, untuk nekan biaya perjalanan yang drastis itu saya akan kasih bocorannya nih travelers.
Apa? Traveling ala backpacker? Nggak lah yaw…
Nunggu sampai ada promo gila-gilaan dari maskapai? capek ya bo di-php-in! Entah kapan promo-promo tersebut akan muncul. Dan sekalinya muncul bisa setengah gila nyari harga yang beneran dahsyat! (*sering banget ngalamin hal ini soalnya…)

Trus apa dong untuk ngurangin budget traveling?

Sama seperti judul posting ini, Terbang “Gratis” dengan Garuda Indonesia!!

Wow wow wow, kalau maskapai low cost yang kadang bikin promo Rp.0 sih udah biasa ya… Tapi ini Garuda Indonesia gitu lho…

Gimana caranya???

Nih, saya kasih tahu ya… Caranya adalah dengan ngeredeem point GA Miles.
“Ya elah, ya situ sering terbang naik Garuda!! Lah untuk kita-kita yang jarang banget dan bahkan nggak pernah naik pesawat Garuda begimana dong??”

Tenang saudara-saudara, saya pun bisa dihitung dengan jari di satu tangan intensitas terbang pakai Garuda Indonesia yang mengharuskan saya untuk beli tiket. Dan itupun terjadi saat saya belum daftar sebagai Garuda Frequent Flyer (jaman dulu) / GA Miles (jaman sekarang). Saya malah ngeredeem point GA Miles saya saat saya nggak pernah terbang sekalipun dengan Garuda Indonesia (yang saya harus bayar tiketnya).

KOK BISA?

Continue Reading

Thoughts

I’m Back!!!

By on November 18, 2015

I'm BackHallow Travelers,

Kangen nggak sama saya? Kangen dong , kangen dong… Hahaha… Kepedean!! Yap, setelah sekian lama, nampaknya hampir setahun deh saya nggak nulis lagi di blog ini. Akhirnya saya meluruskan niat untuk aktif ngeblog lagi. Saya sih pengennya seperti dulu, seminggu minimal 1 artikel. We’ll see lah ya, gimana jadinya nanti.

Baiklah, saya mau curhat dulu nggak papa kan ya? Saya pengen ceritain dulu salah 1 alasan kenapa saya jadi blogger mati suri selama setahun ini. Jadi travelers, salah satu hal yang membuat saya malas banget untuk ngeblog lagi salah satunya adalah kejadian yang menimpa kami (saya dan suami) pada akhir   Januari yang lalu. Server yang menyimpan semua data web (untuk kerjaan) dan juga blog-blog saya hancur, termasuk server backup-nya. Alhasil data-data kami lenyap. Data yang masih terselamatkan karena disimpan di server yang berbeda hanyalah sampai September 2013. Kebayang dong gimana shock-nya dan lemes bangetnya kami saat tau hal itu. Terutama untuk web kerjaan ya… Selama September 2013 hingga Januari 2015 tentu banyak sekali perubahan dan juga tambahan konten dari  web kerjaan ataupun blog-blog kami. Dan semua itu lenyap seketika. Akhirnya pelan-pelan saya mulai revisi lagi konten-konten yang ada di web kerjaan. Dan pelan-pelan saya upload ulang artikel-artikel di blog yang masih saya simpan copy-an tulisannya dalam bentuk lain di laptop saya. Ya walaupun artikel yang saya upload ulang itu ga ada gambarnya, tapi setidaknya artikel-artikel itu masih ada lagi di blog. Nah, itulah salah satu penyebab saya jadi mualeesss minta ampun untuk ngisi blog ini lagi. Halah, kebanyakan alesan! Males mah males aja!!! Hehehe…

Anyway, selama tahun 2015 ini banyak kejadian yang berhubungan dengan traveling yang saya alami. Nginep-nginep di hotel dalam rangka dapat voucher gretongan sih masih ya. Walaupun dapet voucher gretongan itu bukan karena job ngereview, tapi Alhamdulillah lah ya, rezeki emak-emak traveler mah nggak kemana. Trus untuk urusan jalan-jalan, Februari 2015 saya ke Malaysia & Singapura, April 2015 saya ke Australia, Juni-Juli 2015 saya road trip dari Bali hingga ke titik nol kilometer di Pulau Weh sana, Oktober 2015 saya ke Labuan Bajo. Tentu semua itu menyimpan banyak cerita yang ingin saya share disini. Dan saya juga pengen share tips and trik saya ngedapetin tiket promo Air Asia yang gila-gilaan plus terbang pakai Garuda Indonesia modal ngeredeem point GA Miles tanpa harus pernah terbang pakai pesawat Garuda Indonesia yang harus bayar. Nah lo, nah lo, nah lo, bingung khannn… Tenang aja, nanti akan saya share kok caranya. Oh iya, yang pasti lagi, saya akan share juga gimana caranya liburan sekeluarga ga pake ribet/rempong dan yang pasti teteup happy and eksis. Hehehe…

Baiklah, stay kepoin blog ini ya…

Denpasar, 18 November 2015

~ladiestraveler.com

Continue Reading

Thoughts

Tips Nyepi di Bali

By on March 18, 2014

Suasana Nyepi di Bali (image from: indosurflife.com)
Suasana Nyepi di Bali (image from: indosurflife.com)

Tiap tahun, umat Hindu di Bali selalu merayakan hari raya Nyepi. Nyepi yang berasar dari kata dasar Sepi, berarti ada 1 hari dimana umat Hindu tidak boleh keluar rumah, tidak boleh makan dan minum, tidak boleh bekerja, dan juga tidak boleh menyalakan lampu. Pokoknya saat Nyepi Bali layaknya pulau mati, sunyi senyap dan hening.

Saat hari raya Nyepi, tentunya seluruh umat Hindu merayakannya dengan Nyepi di rumah masing-masing. Lalu bagaimana dengan yang non Hindu? Sebagian besar umat Non-Hindu yang tinggal di pulau Bali memilih untuk meninggalkan pulau ini saat Nyepi. Biasanya mereka pulang ke kampung halamannya, atau “kabur” ke Banyuwangi / Lombok. Saya termasuk non Hindu yang tinggal di Bali, namun sejak tahun 2010 saya stay di Bali, saya belum pernah berkeinginan untuk meninggalkan pulau ini saat Nyepi. Jujur, saya suka dengan suasana Nyepi, apalagi kalau pas malam hari. Langit Bali bertaburan bintang dan rasanya bintang itu dekat sekali, ada di atas kepala kita. Indah banget deh menurut saya.

Nah, untuk yang belum pernah Nyepi di Bali tapi ingin merasakan suasana Nyepi di Bali, nih saya kasih beberapa tips biar Nyepi-mu nggak ngebosenin.

  1. Belanjalah untuk kebutuhan selama Nyepi, seperti camilan dan bahan makanan beberapa hari sebelum Nyepi, karena hari-hari mendekati Nyepi, supermarket, minimarket, dan pasar akan penuh sesak dengan orang yang juga akan belanja untuk persiapan Nyepi.
  2. Sewa atau beli buku bacaan untuk “membunuh waktu” saat Nyepi.
  3. Karena siaran TV nasional dan juga TV kabel saat Nyepi akan diputus khusus untuk area Bali, makan sewa atau beli DVD yang berguna juga untuk “membunuh waktu” saat Nyepi di siang hari. Tapi ingat, jangan nonton malam-malam, karena saat malam hari cahaya sekecil apapun bisa kelihatan dari luar, kecuali kalau traveler tinggal di dalam bunker yang nggak ada jendela dan pintunya.
  4. Jangan menghidupkan apapun saat malam hari, even itu cuma laptop, karena ya itu tadi cahaya sekecil apapun akan bisa terlihat keluar, walaupun traveler sudah tutup pintu, jendela dan tutup kelambu.
  5. Jangan sekali-kali keluar dari tempat tinggal saat saat Nyepi kalau nggak mau kena “tilang” sama pecalang.
  6. Jangan mengeluarkan suara-suara yang “heboh” kalau nggak mau kena “tilang” sama pecalang.

Apa lagi ya…

Itu dulu deh tips-nya. Nanti kalau ada yang tiba-tiba keinget, ditambahin lagi deh tips Nyepi di atas.

Okay, selamat me-Nyepi…

Continue Reading

Thoughts

Tentang Travel Online

By on November 21, 2013

Suami saya seringkali dimintain pendapat dan masukan sama beberapa orang temannya yang ingin bikin web travel. Mungkin teman-teman suami saya itu tergiur oleh kehidupan kami yang KELIHATANNYA santai tapi duit tetap ngalir dan jumlah armada transport kami yang pelan tapi pasti selalu bertambah.

Siapa coba yang nggak pengen kerjaannya setiap hari online terus, di rumah aja, sore jalan-jalan sambil bawa anak main, bisa tidur siang, tapi tetap ada pemasukan. Pasti semua orang ingin memiliki hidup yang menyenangkan seperti itu, ya kan?

Anyway, saya seringkali ingin tertawa, atau mencibir atau senyum sinis sama orang yang berpikiran dengan dia bikin web, online tiap hari, tamu akan deal dan rekening kita mendadak kebanjiran transferan dari orang. Kalau misalnya bisa seperti itu, mungkin saya dan suami akan tidur pulas tiap malam tanpa beban dan kekhawatiran akan ini-itu yang bisa terjadi besok, lusa, minggu depan, bulan depan, dan seterusnya.

Nih, saya kasih tau apa yang sebenarnya ya.

Yang namanya orang usaha, atau bahasa kerennya “entrepreneur” harus selalu menghadapi yang namanya ketidakpastian. Hanya dengan punya web travel aja sangat tidak akan menjamin kita bakalan dapat pemasukan. Mengapa demikian? Karena berikut ini alasannya:

Web kita belum tentu ada di halaman pertama web search engine. Ini kaitannya dengan SEO (search engine optimization). Jika konsumen mengetikkan beberapa keyword di web search engine seperti google, apa iya web travel kita akan muncul di halaman pertama? Belum tentu! harus ada jasa SEO untuk maintain web kita biar bisa masuk ke halaman 1. Dan untuk bayar jasa SEO itu teramat sangat tidak murah.
Untuk gampangnya, biar nggak ribet sama yang namanya SEO, kita harus pasang iklan di google. Nah, harus butuh modal untuk biaya promosi kan?
Setelah tamu/customer nemuin web kita dan akhirnya menghubungi kita untuk bertanya ini-itu kemampuan seorang customer service (CS) yang menjadi ujung tombak deal atau tidaknya transaksi kita dengan customer tersebut. Kemampuan CS untuk membuat customer merasa nyaman dan yakin kalau kita bukan penipu sangat dibutuhkan, mengingat kita adalah travel online yang customer nggak tahu keberadaan kita ada dimana. Kalau terjadi apa-apa mereka mau complain ke siapa??? Mau nuntut kemana??? Ribet kann…

Itu dari segi web travel online-nya. Jangan dikira hanya dengan online semua perkara akan selesai dengan sendirinya. Ada sisi offline yang harus kita lakukan juga. Sisi offline itu antara lain: jalin kerjasama dengan maskapai, jalin kerjasama dengan hotel/villa, jalin kerjasama dengan aktifitas-aktifitas wisata, jalin kerjasama dengan transport, jalin kerjasama dengan restoran, dll. Oh iya, yang paling penting adalah jalin kerjasama dengan travel lain. Semua kerjasama tersebut nggak bisa terjalin hanya dengan satu-dua hari saja. Butuh berbulan-bulan dan bisa jadi bertahun-tahun. Apalagi untuk saya yang saat ini berdomisili di Bali dan memfokuskan usaha kami untuk “jualan” Bali, otomatis kami sangat perlu menjalin semua kerjasama itu. Kerjasama yang dimaksud nggak hanya sekedar masalah administrasi lho ya. Lebih dari itu adalah urusan trust antar satu sama lain. Contoh konkretnya gini, ada satu kenalan transport kami yang masih tidak mempercayakan armada ELF Long-nya dilepas kuncikan pada kami sampai akhirnya ia melihat sendiri suami saya bisa mengemudikan kendaraan sekelas, sebesar dan sepanjang ELF Long.

Masalah offline yang lainnya adalah urusan after sales. Kami juga harus siap sedia akan adanya complain dari customer atau saat customer melakukan cancel/reschedule dari bookingannya. Saat customer complain, maka kita harus siap sedia dengan omelan dan amukan customer karena jasa yang dia terima tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Kalau sudah begini jangan serta merta mengiyakan keluhan customer. Karena ada beberapa customer yang memang mau cari-cari masalah atau benar-benar ingin “mengeruk” si penyedia jasa  padahal hal tersebut tidak termasuk di dalam detail jasa yang seharusnya dia peroleh. Nah, untuk menghadapi customer yang model begitu, biasanya kami cross check sana-sini terlebih dahulu sebelum akhirnya meminta maaf pada si customer dan mengganti apabila ada yang memang dirugikan. Kalau untuk urusan cancel dan reschedule biasanya banyak terjadi pada bookingan tiket pesawat. Travel lain pada umumnya paling malas mengurus hal ini. Mereka membiarkan customernya mengurus hal ini sendiri. Tapi jika ingin memberikan service excellence pada customer, ya kita harus siap untuk membantu customer jika memang benar terjadi pembatalan atau penggantian jadwal penerbangan.

Hal-hal yang saya ceritakan diatas hanya sebagian besar yang harus dipersiapkan jika memang ingin buka travel online. Kenyataannya, jauh lebih ribet dari yang saya tuliskan. Karena tetap ya yang namanya orang usaha kan pasti ingin keuntungan yang sebesar-besarnya. Tapi jangan sampai hal itu membuat service kita ala kadarnya. Karena yang pasti customer juga menginginkan service yang sebaik-baiknya.

Fiuuuhhh… Ribet juga ya ternyata punya travel online. Nggak semudah yang dibayangkan ya… So, masih mau ikutan bikin travel online juga? Hehehe…

Continue Reading

Thoughts | Uncategorized

I Love Bali

By on September 23, 2013

Jember, Bogor, Bali (Denpasar). Saya pernah tinggal di tiga kota itu. Dan yang terakhir adalah yang saat ini jadi tempat tinggal saya. Dari 3 tempat tersebut, saya merasa paling nyaman tinggal di Bali.

Sejak tahun 2010 saya pindah domisili dari Bogor ke Bali. Awalnya saya merasa biasa-biasa aja tinggal di kota ini. Tapi lama kelamaan saya jadi jatuh cinta sama Bali. Dan sekarang, setiap saat saya jadi makin jatuh cinta sama Bali.

Untuk masalah keindahan alam, jangan ditanya lagi. Bali punya semuanya. Mau pemandangan pantai, dari ujung utara ke selatan ke barat ke timur, pasti ketemu sama yang namanya pantai. Pengen lihat atau ngerasain nuansa pegunungan, tinggal pergi aja ke Bali tengah. Urusan panorama alam, semuanya komplit ada di Bali.

Itu hal kasat mata yang bisa kita nikmati dari Bali.

Bedugul - Bali
Bedugul – Bali

Tapi sejujurnya bukan hal kasat mata itu yang bikin saya jatuh cinta banget sama pulau ini. Tapi ada banyak hal tak kasat mata yang saya rasakan setelah menetap 3 tahun di pulau nan cantik ini.

Yang pertama adalah tentang toleransi umat beragama di Bali. Menurut saya, Bali menempati posisi tertinggi untuk urusan toleransi antar umat beragama. Kita disini jarang banget tidak pernah ngeributin yang namanya agama. Malah sebaliknya, antar umat beragama di Bali saling menjaga satu sama lain. Saat ada salah satu ormas keagaaman yang terkenal brutal dan anarkis mau masuk Bali, maka umat muslim se-Bali melayangkan surat terbuka untuk bersama pecalang akan menahan kedatangan ormas tersebut di beberapa titik yang memungkinkan mereka untuk masuk ke Bali. Contoh lain, saat perayaan hari Raya Nyepi jatuh pada hari Jumat. Maka umat muslim tetap boleh melaksanakan sholat Jumat di masjid terdekat dengan rumahnya, namun dihimbau untuk tidak menggunakan pengeras suara untuk tidak mengurangi kekhikmat-an umat Hindu yang sedang Nyepi. See… Indahnya toleransi umat beragama di Bali…

Hal kedua, di Bali tidak ada gedung pencakar langit. Tinggi bangunan di Bali tidak boleh melebihi tinggi pohon kelapa. Itu merupakan aturan adat orang Bali. Tidak adanya gedung yang menjulang tinggi di Bali jujur bisa menyejukkan pandangan mata saya dan mengurangi tingkat stress yang saya rasakan. Di Jakarta misalnya, banyak banget kan gedung-gedung tinggi disana, yang saya rasakan orang-orang di Jakarta pada sibuk dan buru-buru terus, plus muka-muka mereka sepertinya menyimpan banyak beban dan stress. Beda sama di Bali yang nyantai dan orang-orangnya seperti menikmati hidup semua. Hehehe…

Hal ketiga, di Bali saya bebas pakai baju seperti apapun tanpa takut (amit-amit) terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti perkosaan. Mungkin karena orang-orang Bali sudah terbiasa dengan bule yang pakai pakaian minim kali ya, jadi wanita pakai baju seperti apapun, bahkan cuma pakai bikini sekalipun, tidak akan ada tatapan melecehkan dari orang lain, terutama laki-laki.

Yang pasti, saya merasa lebih tenang dan damai di Bali.

I Love Bali….

Continue Reading