Ladies Traveler

Perempuan Juga Bisa Keliling Dunia
Indonesia | Review Tempat Makan

“Pedasnya” Nasi Pedas Ibu Andika

January 23, 2013

Bagi para traveler, terutama yang muslim, makanan halal mutlak dibutuhkan ketika sedang jalan-jalan ke suatu daerah. Kebetulan saya saat ini mengelola usaha trip organizer yang kantor utamanya di Bali. Beberapa tamu saya banyak yang ketakutan akan makanan atau restoran halal yang ada di Bali. Mereka selalu request supaya dibawa ke restoran halal saja. Nah, untuk memenuhi permintaan customer tersebut, saya, staf saya biasanya membawa mereka ke restoran yang sudah pasti ownernya orang muslim.

Salah satu tempat makan di Bali yang ownernya orang muslim adalah warung Nasi Pedas Ibu Andika. Tempat makan yang satu ini lokasinya ada di 2 tempat, tetapi masih sama-sama di area Kuta-Bali. Yang satu berlokasi di Jl.Raya Kuta, tepat di depan Joger (pusat penjualan kaos khas Bali) dan yang satunya lagi berlokasi di Jl. Patih Jelantik-Kuta, di deretan ruko di depan hotel Everyday-Kuta.

Apa yang spesial dari warung Nasi Pedas Ibu Andika? Dari judulnya udah kelihatan kan, nasi pedas, pasti nasinya pedas. Eits, jangan salah… walaupun judulnya nasi pedas, tapi nasinya tetap nasi biasa kok. Sama seperti nasi putih yang biasa kita makan sehari-hari. Dijuluki nasi pedas karena lauknya sebagian besar pedas. Walopun nggak sampai bikin “ngos-ngosan” pas waktu makan, tapi pedasnya cukup bikin mata saya berair saat menyantap menu yang ada disana.

Menu Favorit Saya di Nasi Pedas Ibu Andika: Nasi Putih, Sayur Daun Singkong, Kulit Ayam

Konsep dari warung Nasi Pedas Ibu Andika ini sebenarnya nggak jauh-jauh dari warteg. Beragam jenis lauk dipajang di depan warung dan tamu bebas mau memilih lauk yang mana.

Kalau favorit saya biasanya sayur daun singkong dan kulit ayam. Sayur daun singkong dibumbu lodeh. Kalau kulit ayamnya digoreng kering lalu dicampur dengan bumbu…aduh, saya nggak tahu apa namanya, yang pasti rasanya manis, gurih, sedikit pedas dan yang bikin saya ketagihan adalah “kriuk” renyahnya itu lho… Hhmmm… Mak nyus deh!

Kalau soal harga, sama seperti warteg pada umumnya, semakin banyak lauk yang kita ambil maka semakin mahal kita harus membayar. Menurut saya harga di warung Nasi Pedas Ibu Andika ini masih dalam taraf wajar. Menu yang biasa saya makan, nasi putih + sayur daun singkong + kulit ayam, biasanya Rp.10.000 aja. Tapi harga tersebut jangan dijadikan patokan ya karena kadang saya kesana dan ambil menu yang sama, saya harus membayar Rp.13.000. Soal harga di Nasi Pedas Ibu Andika ini suka-suka pelayan yang melani kita mau kasih harga berapa. Moga-moga aja pas traveler kesana dapet pelayan yang baik, jadi dikasih harga murah.

Saya doyan dengan masakan yang ada di warung Nasi Pedas Ibu Andika terutama kulit ayamnya dan begitu juga dengan tamu yang lainnya. Makanya nggak heran kalau pas jam-jam makan, antrian di Nasi Pedas Ibu Andika udah seperti “ular manusia”. Hehehe…

Anyway, walaupun masakan Nasi Pedas Ibu Andika bikin saya ketagihan, ada yang saya tidak suka dari warung ini. Pelayannya. Pelayannya nggak ramah dan (menurut saya) agak kurang terdidik. Pelayannya nggak tahu bagaimana harus melayani tamu dengan baik. Pernah suatu kali pas makan kesana, suami saya dan teman-temannya sampai hampir ribut gara-gara pelayan yang sok dan ngebetein customernya. Jadi buat para traveler yang nanti mau makan disana, sabar-sabar aja sama pelayannnya ya… 🙂

 

  1. Nasi pedas ibu Andika , adalah salah satu tempat makan yang lagi banyak di cari dan di gemari oleh para wisatawan lokal yang datang ke Bali, karena rasanya yang enak dan tempat dan lokasinya yang strategis di daerah kuta Bali, dan lokasinya di depan toko pakean yang terkenal Joger. Untuk rasa lumayan enak dan agak pedas, tapi jangan kawatir bagi anda yang tdak bisa makan yang pedas tentunya ada juga masakan yang rasanya biasa / tidak pedas, dan untuk pilihan masakannya lumayan ber variasi banyak pilihan hampir sama dengan gaya masakan padang, dan harganyapun mengikuti gaya hitungan nasi padang, yang di hitung sesuai dengan berapa banyak lauk yang di pilih, dan harganya masih terjangkau walaupun sedikit lebih mahal dari harga nasi campur biasa.

  2. Sekilas, nasi pedas ini memang mirip dengan nasi campur atau nasi rames. Yang membedakan adalah bahwa hampir semua jenis lauk memiliki rasa pedas, sesuai dengan namanya. Rasa pedas yang khas dari sambal ini membuat banyak pelanggan berbondong-bondong untuk dapat membeli dan membawa pulang sambalnya. Demi memenuhi banyaknya permintaan, sambal tersebut akhirnya turut dijual botolan oleh warung makan ini. Sambal nasi pedas ini memang rasanya sanggup mencubit lidah, namun tidak sampai membuat tenggorokan menjadi sakit.

Leave a Reply to Roger V. Walker Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *