Ladies Traveler

Perempuan Juga Bisa Keliling Dunia
Asia | Cerita Traveling

One Dollar Ladies

March 29, 2010

Jangan bilang sudah ke Kamboja kalo masih belum mengunjungi Angkor Wat. Yah, candi ini merupakan salah satu situs peninggalan Budha yang ada di Siam Reap, Kingdom of Cambodia. Candi ini sangat terkenal karena pernah menjadi lokasi shooting film Tomb Rider yang dibintangi oleh Angelina Jolie.

Tidak seperti candi-candi di Indonesia, Angkor Wat memiliki beberapa buah candi yang berbeda dalam satu arealnya. Jadi, di dalam areal Angkor Wat itu ada beberapa candi, yang paling terkenal sih candi Angkor Wat, candi Bayon, dan candi Ta Phrom.

Saking besarnya areal candi ini, tiket masuknya saja ada beberapa macam dengan harga yang berbeda-beda. Untuk satu hari kunjungan kita harus membayar $20/orang, sedangkan untuk tiga hari kunjungan $40 dan untuk 7 hari kunjungan itu $60. Kalau menurut saya sih, mengelilingi Angkor Wat selama satu hari penuh sudah sangat melelahkan dan membosankan. Jadi saya tidak menyarankan Anda untuk membeli tiket 3 hari apalagi 7 hari, sehari saja sudah cukup. Tapi kalau anda seorang arkeolog, mungkin 7 hari kunjungan akan kurang. 😀

Cambodian Children

Anyway, seperti objek wisata yang ada di Indonesia, disini banyak sekali pedagang asongan yang menjajakan barang dagangannya. Mereka menjual topi, kipas, postcard, tas, gelang dll. Saking banyaknya yang jualan, saya sampai merasa kurang nyaman saat mengunjungi Angkor Wat. Sebentar-sebentar saya harus mendengar

“Ladies, do you want to buy a bag? $5. But, $8 for two”
“Ladies Malaysia, do you want coconut? Just one dollar each”
“Ladies Malaysia, please buy my postcard, just one dollar”
Uugghh, sebel deh. Karena pakai kerudung, saya disangkanya orang Malaysia! Padahal kan saya orang Indonesia asli-sli-sli! Nggak ada campuran dari manapun!
Yah, memang banyak sekali pedagang di Angkor Wat. Ada saja yang mereka jual. Rata-rata yang jadi “sales” itu remaja dan anak-anak dibawah umur 13 tahun. Dan mereka menggunakan trik memelas untuk “menjerat magsanya”. Kalau saya sih sudah terbiasa melihat yang seperti itu di Indonesia, jadi sama sekali tidak tertarik untuk “melayani” mereka. Tapi kalau bagi turis bule yang di negaranya nggak ada penjaja seperti itu, ya pasti kasihan lah melihat anak kecil harus bekerja sambil memelas seperti itu, dan dibeli lah apa yang mereka jual.
Oh ya, kadang mereka menggunakan trik dalam menjerat mangsanya. Jadi tiba-tiba mereka memberi kita hadiah sesuatu yang nggak terlalu worth it for free. Nah, saat kita keluar dari area candi, biasanya mereka akan “menghadang” kita dan sangat memaksa kita untuk membeli barang dagangan mereka karena mereka anggap kita sudah dapat bonus dari mereka. Nah, makanya hati-hati kalau ada pedagang yang ujug-ujug ngasih sesuatu pada kita, jangan sampai kita terima. Tapi kalau misalnya “bonus” dari mereka terlanjur kita terima, ya balikin aja barang itu kalau kita tidak ingin membeli barang dagangannya.
Pedagang-pedagang itu menurut saya teramat sangat gigih dalam menjajakan barang yang dia jual. Mereka nggak akan menyerah walaupun kita sudah naik tuk-tuk. Mereka tetap akan berteriak-teriak seperti ini
“Ladies, one dollar for one bracelet”
“Ladies, one dollar for the keychain”
“Ladies, please buy my postcard, just one dollar, Ladies, one dollar”
“Ladies, one dollar, one dollar…”
“One dollar Ladies…” (lho? Hehehe… :D)
Saya agak-agak geli saat mereka mengatakan “one dollar” dengan nada yang… aduh gimana ya? Susah diungkapkan dengan kata-kata. Pokoknya gitu deh! 😀
Saya selalu ingat nada mereka mengucapkan “one dollar” itu yang selalu diikuti atau diawali dengan kata “Ladies” untuk menyapa saya.
And, you know, karena alasan inilah mengapa web saya ini saya beri judul Ladies Traveler. Hehehe… 😀
Bogor, 29 Maret 2010 14:00
~Okvina Nur Alvita

Leave a Reply to grants for single mothers Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *