Asia | Cerita Traveling | Indonesia

Traveling with Baby? Why Not? :)

By on January 27, 2012

The Begin

Tanggal 6-9 Januari 2012 yang lalu saya, suami dan bayi kami, Marvina Annora Sitorus (Avi), mendadak harus ke Lombok untuk urusan pekerjaan dan of course menyelipkan satu sesi liburan awal tahun! Ya, liburan kali ini sangat dadakan karena kami baru dikontak oleh orang yang ingin bekerjasama dengan kami dua hari sebelum keberangkatan dan tiketpun baru dibeli sehari sebelum berangkat.

Awalnya hanya suami saya yang akan berangkat ke Lombok, tapi mungkin dia kasihan lihat saya yang mupeng pengen traveling setelah sekian lama “off” karena harus mengurus si kecil, akhirnya dia juga membelikan tiket pesawat untuk saya dan bayi kami. Suami saya sengaja tidak memberi tahu saya kalau saya dan si kecil juga diajak ke Lombok. Untuk memberi kami surprise katanya. Alhasil, malam sebelum berangkat saya kelabakan menyiapkan ini-itu perlengkapan kami (terutama untuk si kecil) selama liburan di Lombok.

Perlengkapan Bayi selama Liburan

Sebelumnya saya memang sudah pernah bepergian jauh sama bayi saya. Yang pertama waktu mudik Lebaran ke Jember dan yang kedua liburan (dadakan juga) ke Amed. Tapi saat itu bayi saya belum makan MPASI (makanan pendamping ASI), jadi bawaannya nggak begitu bikin rempong. Nah, sekarang dia udah jadi pemakan segala, maka mau nggak mau saya juga harus mempersiapkan kebutuhannya untuk makan dan cemal-cemil selama di Lombok nanti.

Oke, ini dia list bawaan bayi saya selama berlibur 4 hari 3 malam di Lombok:

  1. baju untuk pergi-pergi (baju bagus maksudnya) 5 stel
  2. baju tidur 5 stel
  3. baju rumahan (saat dia nggak pake diapers, kasiihan soalnya kalau dipakein diapers terus): 3 baju dan 6 celana pendek
  4. diapers
  5. kaos kaki
  6. jaket
  7. mainan
  8. botol susu 4 + susu 1 kaleng + termos
  9. mangkuk + gelas makan
  10. bubur yang berbentuk biskuit (biar bisa sekalian untuk cemilan) 1 kotak isi 12 biji
  11. kasur + selimut bayi + bantal bayi
  12. selendang
  13. penutup telinga
  14. kapas untuk penutup telinga kalau Avi menolak pake point 13
  15. minyak telon, bedak, tissue basah, cotton bud, sisir
  16. sabun botol, sabun mandi, shampoo

Semua perlengkapan Avi itu jadi 1 tas sendiri.

D-Day: Avi’s First Flight

Hari-H tanggal 6 Januari 2012, agak deg-degan juga saya, soalnya ini adalah penerbangan pertama saya dengan Avi. Ngeri dia nggak betah atau ngerasa nggak nyaman selama penerbangan nanti. Tapi ternyata ketakutan saya nggak terjadi.

Sebelum berangkat Avi sempat tidur sebentar di ruang tunggu Bandara Internasional Ngurah Rai-Bali. Pas ada panggilan pesawat akan berangkat, Avi langsung kebangun (kerasa kali dia ya kalau mau naik pesawat pertama kali, makanya langsung bangun 😀 ). Di dalam pesawat saya langsung pasang kapas di telinga Avi. Tapi karena Avi anaknya sudah banyak gerak jadinya kapas penutup telinga berkali-kali jatuh dan berkali-kali pula saya pasang ulang. Saat pesawat take off, saya dan suami saya sengaja ngajak Avi ngobrol & becanda supaya dia nggak ngerasain sakit di telinga karena tekanan udara yang tiba-tiba berubah. Dan benar saja, sepanjang perjalanan dari Bali-Lombok Avi nggak rewel sedikitpun.

Avi tertidur di ruang tunggu Bandara Internasional Ngurah Rai-Bali
Avi di dalam pesawat Merpati Airlines tujuan Bali-Lombok

Kami sampai di Bandara Internasional Lombok. Saya baru sadar kalau ternyata Bandara Lombok sudah tidak di Selaparang lagi, tapi di Lombok Praya. Lokasi bandara yang baru ini jauh dari Mataram. Dari Bandara Internasional Lombok Praya kita harus menempuh perjalanan menggunakan kendaraan bermotor sekitar 1 jam menuju Mataram dan 1 jam 30 menit menuju Senggigi. Untungnya di Bandara Internasional Lombok Praya ada sarana transportasi umum berupa bus Damri yang mengangkut penumpang ke Mataram sampai Senggigi. Tarif bus Damri dari Bandara Internasional Lombok-Senggigi sebesar Rp.25.000/orang. Selama perjalanan dari Bandara Internasional Lombok ke Senggigi, Avi nggak rewel sedikitpun. Nggak lain dan nggak bukan karena dia tidur! Hehehe… 😀

Baru mendarat di Bandara Internasional Lombok

Sampai di Senggigi, kami langsung ke Holiday Resort Lombok. Sebelumnya kami sudah memesan kamar di hotel ini melalui online booking di hargahotel.com. Avi sepertinya merasa cukup merasa nyaman di Holiday Resort Lombok. Hal ini bisa dibuktikan dengan tidurnya yang nyenyak dan tentu saja, no rewel!

Avi merasa cukup nyaman di Holiday Resort-Lombok

Lombok-Gili Trawangan

Keesokan harinya, 7 Januari 2012 kami merencanakan ke Gili Trawangan. Dari Lombok ke Gili Trawangan harus ditempuh melalui jalur laut menggunakan perahu motor selama kurang lebih 20 menit. Saya awalnya sudah ketar-ketir Avi bakalan mabok laut atau nangis-nangis karena “goyangan” ombak. Tapi ternyata Avi tenang-tenang aja tuh di atas perahu. Avi seperti sangat menikmati semilir angin laut dan sesekali cipratan air laut. Selama perjalanan laut dari Lombok menuju Gili Trawangan Avi dipeluk sama bapaknya. Mungkin hal inilah yang membuat Avi merasa nyaman dan tidak takut. Jadinya nggak rewel sedikitpun.

Avi nggak rewel sedikitpun naik perahu motor ke Gili Trawangan

Gili Trawangan

Sampai di Gili Trawangan kami langsung check in di Hotel Vila Ombak. Kabarnya sih hotel ini hotel bagus pertama yang ada di Gili Trawangan. Saya sih nggak terlalu musingin soal hal ini. Yang terpenting bagi saya saat itu adalah dapat penginapan yang dilengkapi dengan fasilitas fresh water di kamar mandi dan ada hot & cold waternya.

Tapi saya agak kecewa dengan hotel (yang katanya) bagus ini. Kekecewaan saya yang pertama adalah, shower di kamar mandi tetap air asin. Fresh water hanya disediakan di kran yang dibawahnya ditampung dengan gentong. It means, fresh water nggak bisa jadi air hangat. It means lagi, Avi harus mandi pakai air dingin! Huaaa, bete banget saya. Niat awal milih hotel paling bagus di Gili Trawangan ini kan supaya dapat fasilitas fresh hot-cold water! Kekecewaan saya yang kedua, sore hari saat mau memandikan Avi, fresh water dari kran nggak nyala! Hmmm, ngapain bayar hotel mahal-mahal kalau fasilitasnya sama aja seperti penginapan 100 ribuan yang banyak bertebaran di luar sana? Ya sudah lah ya, lain kali saya nggak bakalan nginep di tempat ini lagi!

Avi di kamar Hotel Vila Ombak-Gili Trawangan

Anyway, karena nggak ingin menyia-nyiakan waktu, setelah check in dan leyeh-leyeh sebentar, kami langsung mengelilingi Gili Trawangan menggunakan cidomo. Tarif cidomo 1 kali keliling Gili Trawangan Rp.125.000, dengan jumlah penumpang nggak boleh lebih dari 3 orang. Mahal juga ya…

Selama naik cidomo Avi agak rewel. Rewelnya Avi karena sebenarnya dia udah kecapekan dan ingin tiduran di kasur. Tapi gimana lagi, kami sudah terlanjur naik cidomo, jadi ya lanjut aja acara keliling pulau Gili Trawangannya.

Avi manyun waktu naik cidomo karena ngantuk

Pas udah selesai keliling Gili Trawangan dan sampai lagi di depan hotel, kantuk Avi sepertinya sudah hilang. Jadinya kami memutuskan untuk main-main dulu di pantai. Avi diajak bapaknya nyemplung ke laut. Tapi karena air laut saat itu sudah dingin, Avi nangis waktu dicemplungin ke laut. Jadinya Avi cuma leyeh-leyeh di pinggir pantai aja sampai matahari hampir terbenam.

Keesokan harinya kami kurang bisa menikmati Gili Trawangan karena cuaca yang kurang mendukung. Jadinya hari itu kami hanya sarapan di restoran hotel dan langsung kembali ke kamar lalu siap-siap balik ke Lombok untuk melanjutkan perjalanan ke Kuta-Lombok.

Ibu dan Avi menikmati sore di Gili Trawangan

Gili Trawangan-Kuta, Lombok

Cuaca saat itu sangat tidak mendukung, langit kelabu dan diikuti dengan gerimis. Angin laut pun bertiup cukup kencang. Tak ayal, ombak di laut bergulung-gulung dengan cukup hebohnya. *Aduh bahasa gw kok jadi kek gini sih???

Okay, yang pasti saat itu kami harus kembali ke Lombok naik perahu motor, namun cuaca sangat tidak mendukung. Ombak di laut cukup membuat saya (yang nggak mabokan naik kendaraan jenis apapun) berasa mual dan makanan yang sudah tertelan waktu sarapan tadi berlomba-lomba untuk keluar dari mulut saya. Untung saja saya masih bisa menahannya agar tidak berhamburan dari mulut. Karena saya selalu mensugesti diri sendiri kalau yang namanya muntah itu teramat sangat tidak enak, tenggorokan seperti tercekik, perut terkuras habis dan mulut akan terasa pahit setelahnya.

Bagaimana dengan Avi? Dia mah tertidur dengan cantiknya mulai perahu meninggalkan Gili Trawangan. Jadinya Avi nggak merasakan gimana nggak enaknya perut kena “goyangan” perahu. Avi baru tersadar saat kami dalam perjalanan menuju pantai Kuta-Lombok. Avi terlihat sangat segar dan ceria karena tidurnya cukup lama dan nyenyak. So, no rewel again! 😀

Mendung di Gili Trawangan saat akan kembali ke Lombok

Kuta, Lombok

Sesampainya di Kuta-Lombok kami disambut oleh hujan. Oleh sebab itu kami memutuskan untuk langsung ke hotel saja. Di Kuta-Lombok kami menginap di Novotel Kuta-Lombok. Yup, hotel bintang 5 ini yang paling nyaman selama kami berlibur ke Lombok. Walaupun kami menyewa kamar yang paling murah,tapi fasilitas yang kami dapatkan sangat memuaskan. So, hari itu kami hanya menghabiskan waktu di kamar saja karena hujan yang tak kunjung reda. Kami berharap keesokan harinya, cuaca akan membaik agar kami dapat menikmati indahnya pantai Kuta-Lombok.

Avi di kamar Hotel Novotel Kuta-Lombok

9 Januari 2012, hari terakhir kami di Lombok. Saat itu posisi kami di Kuta-Lombok. Pagi-pagi saya bangun, niatnya ingin menikmati pantai Kuta-Lombok, namun apa mau dikata hujan tak kunjung reda sampai check out time tiba. Jadinya kami benar-benar hanya di kamar hotel saja, bercanda dengan Avi.

Oh iya, just FYI, menurut sopir yang mengantar kami kemarin, di pantai Kuta-Lombok ini banyak sekali anak-anak yang akan menawarkan barang dagangannya dengan cara yang agak memaksa. Kalau kita emang nggak mau beli, langsung tolak saja. Kalau misalnya kita ngasih harapan ke mereka, mereka akan mengikuti kita terus. Kalau misalnya kita beli 1 barang mereka karena kasihan, maka nggak lama setelah kita beli barang mereka, teman-teman mereka akan datang secara bergiliran untuk menawarkan barang yang lain. Risih kan? Makanya menurut driver itu, mending langsung tolak aja kalau ada yang nawati ini-itu.

Pantai Kuta-Lombok (lagi mendung)

It’s Time to Go… HOME

Liburan di Lombok usai, kami harus kembali ke Bali lagi menggunakan maskapai yang sama, Merpati Airlines. Sebelum berangkat, Avi melek terus dan nggak mau diam. Saya juga sengaja mencegahnya tidur supaya di dalam pesawat nanti Avi bisa tidur nyenyak. Dugaan saya benar, baru saja naik ke atas pesawat Avi sudah ngerengek minta minum susu. Langsung saja saya kasih Avi susu yang sudah saya siapkan di botol dotnya. Sambil minum susu Avi tertidur pulas. Saat Avi tertidur pulas, saya memasang kapas di telinganya dan juga penutup telinga supaya Avi nggak keberisikan suara pesawat. Avi baru bangun waktu sudah sampai di Bali. Jadinya Avi nggak ngerasain goncangan pesawat yang terbang di cuaca buruk saat itu. And absolutely, no rewel again! 🙂

Avi tertidur nyenyak di dalam pesawat Merpati Airlines Lombok-Bali

Tips Traveling sama Bayi:

  1. Kalau sudah sampai di tempat tujuan, lumuri badan bayi (terutama bagian perut) dengan minyak telon supaya badannya tetap hangat sekaligus mencegah masuk angin.
  2. Kalau yang masih pakai ASI, usahakan untuk pompa ASI secukupnya untuk persediaan bila bayi kelaparan selama di perjalanan. Karena kalau saya sih risih harus menyusui bayi di tempat umum.
  3. Usahakan untuk membuat bayi merasa nyaman dengan berbagai perjalanan yang akan dilalui. Misalnya: saat di pesawat ajak ngobrol dan becanda terus untuk mengusir sakit di telinga karena tekanan udara yang berubah secara mendadak, peluk bayi selama di perahu agar dia tidak merasakan perahu yang bergoyang karena ombak.
  4. Utamakan kenyamanan anak. Rogoh kocek sedikit lebih banyak nggak papa asal anak, terutama yang masih bayi memperoleh penginapan yang nyaman.

Continue Reading