Ladies Traveler

Perempuan Juga Bisa Keliling Dunia
Indonesia

Gili Trawangan (lagi…)

June 25, 2013

Gili Trawangan. Pertama kali saya ke pulau itu September 2010. Kedua kalinya awal tahun 2012. Dan beberapa hari yang lalu (14 – 16 Juni 2013) saya kesana lagi. Tiga kali saya ke Gili Trawangan dan belum ada kata bosan untuk pulau kecil satu ini. Gili Trawangan masih tetap menduduki pulau terindah di dunia yang pernah saya kunjungi, lebih indah daripada lokasi shooting film The Beach yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio, Phi-Phi Island-Thailand.

Berbeda dari kunjungan saya sebelumnya ke Gili Trawangan, transportasi yang saya gunakan menuju pulau ini (dari Bali) untuk ketiga kalinya adalah menggunakan kapal cepat (Fast Boat). Ada beberapa perusahaan fast boat yang melayani rute Bali-Gili Trawangan, namun saya dan suami saat itu memilih Marina Srikandi. Kami memilih Marina Srikandi karena perusahaan ini memiliki 1 armada kapal cepat yang ukurannya lumayan besar sehingga ombak di tengah laut tidak terlalu terasa. Tiket fast boat Marina Srikandi dari Padang Bai menuju Gili Trawangan Rp.350.000/orang. Namun karena saya ada kontrak khusus dengan Marina Srikandi, jadi saya dapat very special price! Mau tau berapa?? RAHASIA dooonngg… Itulah enaknya punya usaha trip organizer… Hehehe…

How to Get There

Menuju Gili Trawangan ada beberapa alternatif trasportasi. Bisa pakai pesawat ke Lombok dulu, bisa pakai ferry, bisa juga dengan mengendarai kendaraan pribadi. Namun menurut saya, cara termudah (tapi bukan terhemat) dan ga pake ribet untuk menuju Gili Trawangan adalah menggunakan fast boat (terserah mau fast boat dari perusahaan mana).  Saya sarankan untuk menggunakan fast boat dengan asumsi begini:

  1. Jika menggunakan pesawat berarti kita harus ke Lombok dulu. Harga termurah tiket pesawat saat ini dari Bali adalah Rp.200.000/orang (belum termasuk airport tax). Dari bandara Lombok, harus naik angkutan/transport sampai ke pelabuhan Bangsal. Dan tidak ada angkutan umum yang direct langsung ke Bangsal (kecuali kalau traveler sewa mobil), harus naik bus Damri ke Cakranegara dulu setelah itu naik angkot yang menuju Pelabuhan Bangsal. Sesampainya di Bangsal baru kita nyebrang ke Gili Trawangan dengan public boat. Ribet, lebih malah dan memakan waktu yang lebih lama.
  2. Jika menggunakan kapal ferry dari Padang Bai-Bali, memakan selama 4 jam (bisa lebih). Dan itu pun baru Padang Bai-Lembar. Dari pelabuhan Lembar, harus naik angkutan ke Cakranegara yang akan disambung angkot ke Bangsal, lalu public boat ke Gili Trawangan. Memang lebih murah, tapi bisa tua di jalan kita…
  3. Naik kendaraan pribadi sama artinya dengan naik kapal ferry. Tiket 1 mobil untuk naik kapal ferry sekitar Rp.600.000. Kalau orangnya banyakan sih memang bisa lebih murah. Tapi kalau cuma 2/3 orang, ya lebih baik naik fast boat kan biar ga capek dan tua di jalan! Hehehe…

Nah, sudah paham kan mengapa saya menyarankan naik fast boat saja kalau mau ke Gili Trawangan dari Bali.

Fast Boat Marina Srikandi
Fast Boat Marina Srikandi

Gili Trawangan, Dulu dan Sekarang

Anyway, saya cukup takjub pada kedatangan saya yang ketiga kalinya di Gili Trawangan ini. Mengapa demikian? Karena jika dibandingkan setahun yang lalu, saat saya kali kedua ke Gili Trawangan, perkembangan pulau kecil ini cukup pesat.

Tahun 2010, di pasar seni Gili Trawangan pada malam hari seingat saya hanya ada penjual nasi goreng, ayam lalapan, martabak dan nasi campur. Awal tahun 2012 juga masih sama. Namun saat kemarin saya kesana, betapa kagetnya saya karena pasar seni yang dulunya lengang jadi penuh dengan berbagai pedagang makanan kaki lima yang menjual bermacam jenis makanan. Yeaayy… jadi nggak susah lagi mau cari makan malam dengan harga yang terjangkau!

Selain itu, pagi sampai siang juga banyak penjual nasi bungkus keliling yang juga menjual kue dan rujak. Jadi nggak perlu ribet jalan ke pasar seni lagi kalau mau cari makan. Untuk masalah harga nasi bungkus keliling ini bervariasi, sekitar Rp.6000 – Rp.10.000/bungkusnya. Murah dan cukup mengenyangkan.

Dulu satu-satunya hotel bagus di Gili Trawangan hanya Vila Ombak, Kokomo dan The Beach House. Namun sekarang ada banyak hotel dan villa bagus di Gili Trawangan, sebut saja Villa Queen, Jambuluwuk, Ombak Sunset.

Bungalow yang depannya langsung pantai (nggak perlu masuk-masuk gang) dengan harga yang lumayan murah juga sudah banyak. Seperti yang saya tempati, Brothers Bungalow. Kalau lagi low season harga menginap per malamnya di bungalow ini hanya Rp.300.000/r/n, high season Rp.400.000/r/n, peak season Rp.500.000/r/n. Harga tersebut sudah termasuk tax, service dan breakfast 2 orang. Lumayan murah kan…

Brothers Bungalow
Brothers Bungalow (kamar saya tepat di depan kolam renang dan pantai)
Brothers Bungalow (kamar saya tepat di depan kolam renang dan pantai)
Kamar Brothers Bungalow
Kamar Brothers Bungalow
Kamar Mandi Brothers Bungalow
Kamar Mandi Brothers Bungalow

Dari beberapa hal yang berkembang pesat di Gili Trawangan, ada yang tidak berubah dari Gili Trawangan.

Yang pertama, disana tetap tidak ada kendaraan bermotor. Semua orang hanya berjalan kaki atau bersepeda atau naik cidomo. Masih sama seperti dulu, bebas polusi.

Yang kedua, pasir Gili Trawangan masih tetap putih dan air lautnya pun masih tetap berwarna toska. Masih sama seperti saat saya pertama kali ke Gili Trawangan. Berendam di pantai atau hanya “leyeh-leyeh” di kursi tidur yang banyak bertebaran di tepi pantai merupakan aktifitas yang selalu saya lakukan jika ke Gili Trawangan. Maka tak heran saat kesana kemarin, anak saya (Avi) juga senang sekali walau hanya sekedar leyeh-leyeh di kursi tidur sambil makan camilannya, menikmati alunan debur ombak berpadu dengan pasir putih dan air laut berwarna toska. Itulah salah satu cara saya dan Avi “menikmati hidup” dan mensyukuri keindahan alam-Nya.

Hhmmm, perpaduan dua hal tersebut yang membuat saya selalu ingin kembali lagi ke pulau kecil yang bisa kita kelilingi selama satu jam hanya dengan berjalan kaki saja.

Ahh… jadi kangen dengan panggilan “Gili T” (baca: Gili Ti), atau “GT” (JiTi) yang sering diucapkan masyarakat sekitar jika sedang bercakap dengan bule.

Sunrise di Gili Trawangan
Sunrise di Gili Trawangan
Gili Trawangan
Gili Trawangan

 

Keluarga kecil saya di Gili Trawangan
Keluarga kecil saya di Gili Trawangan
Avi (anak saya) sedang "menikmati hidup" di Gili Trawangan
Avi (anak saya) sedang “menikmati hidup” di Gili Trawangan

 

Narsis dikit boleh dong ya... hehehe... Sebelum pulang ke Bali dari Gili Trawangan
Narsis dikit boleh dong ya… hehehe… Sebelum pulang ke Bali dari Gili Trawangan

Leave a Reply to Lombok Cab Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *